Syawalan Bersama Teman-teman SMA part 2..

Setelah selesai bekerja, sekitar Pukul 14.00 WIB hari Sabtu kemarin saya berangkat menuju Prambanan untuk mengikuti syawalan bersama teman-teman SMA saya. Kenapa saya syawalan lagi? Ini adalah bagian yang menarik.. Devil Sewaktu saya SMA dulu, penjurusan dimulai dari kelas 2 SMA (sekarang kelas XI). Karena ada 2 pilihan (IPA dan IPS), dan tidak semua teman-teman sekelas saya pada waktu saya kelas X ingin masuk IPA ataupun sebaliknya, maka mau tidak mau kami dipisahkan oleh kedua pilihan tersebut. Dengan kata lain, setiap kelas X yang naik ke kelas XI sangat mungkin untuk tidak sekelas lagi. Doh Kebetulan pada waktu saya sekolah, pemisahan hanya terjadi sekali, tidak untuk kelas XII. Jadi, pada waktu saya kelas XII, teman-teman saya sama dengan teman-teman kelas XI. Begitulah ceritanya kenapa saya bisa 2 kali syawalan dengan teman-teman sekelas. Goodluck

Setelah sampai di rumah teman saya, kami jalan-jalan menuju persawahan di depan rumah. Sungguh sangat menyenangkan. Walaupun yang datang hanya sedikit, saya sangat senang sekali. Sudah lama saya tidak bertemu mereka. Ternyata, tetap tidak ada yang berubah. Mereka tetap menjadi teman-teman yang dulu saya kenal sewaktu saya SMA dulu, sehingga suasana menjadi sangat cari dan menyenangkan. Yahoo Ini adalah foto2 pada waktu kami berada di sawah:


Setelah puas bermain di sawah, saya dan teman-teman berinisiatif menuju salah satu rumah Guru favorit kami sewaktu SMA dulu, yang kebetulan rumahnya tidak jauh dari rumah tempat kami berkumpul. Kira-kira pukul 15.00 WIB kami berangkat dari rumah teman kami itu menuju ke rumah guru kami. Gym Sesampainya di sana kami mampir sejenak, ngobrol, bercanda gurau dan lebih kurang pukul 16.00 WIB kami mohon pamit untuk pulang.

Perjalanan ternyata dilanjutkan. Teman-teman ingin melihat rumah telettubies, begitu kami dan mungkin sebagian orang menyebutnya yang berada di daerah Prambanan juga. Rumah telettubies yang dimaksud adalah rumah yang dibuat oleh tim dari Amerika Serikat untuk membantu korban gempa yang berada di daerah Prambanan, khususnya warga Ngelepen. Uniknya, rumah ini tidak bersudut karena di desain tahan gempa dan tahan angin. Sesampainya di sana, kami mengabadikan beberapa gambar untuk kenang-kenangan. Seperti ini rumah dan kenang-kenangan kami Devil :

Waktu sudah menunjukkan pukul 17.00 WIB. Sebagian teman-teman melaksanakan ibadah sholat. Saya kurang tahu jam 17.00 WIB itu termasuk ke dalam sholat dhuha atau mereka sholat karena belum melaksanakan sholat ashar. Setelah selesai sholat, salah seorang teman kami mengajak ke Candi Ijo yang katanya berlokasi di dekat tempat kami berada saat itu. Namun, karena waktu sudah hampir maghrib, kami mengurunkan niat untuk mencari Candi Ijo dan kembali ke rumah di Prambanan. Sesampainya di rumah teman kami tersebut, saya sudah tidak kuat menahan sakit. Sick Saya beristirahat sejenak ditemani teman-teman yang masih ngobrol sambil menunggu maghrib. Setelah sholat maghrib, kami berpamitan dan pulang ke rumah kami masing-masing.

Sesampainya di rumah saya langsung tidur karena sudah benar-benar tidak kuat. Badan yang panas di tambah rasa mual, membuat saya ingin membaringkan diri saya dan beristirahat. Sick Hari itu terasa sangat melelahkan. Tetapi saya senang karena saya bisa gowes, bekerja dan bertemu dengan teman-teman saya. Dan yang paling menyenangkan adalah bisa bertemu kalian, teman-teman! Rolling

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Membuka File Laporan SPT Tahunan dengan Ekstensi XFDL

Mengambil File di Folder Cache Google Chrome Browser pada Windows XP

OSPOS: Aplikasi Kasir Gratis Berbasis Open Source untuk UMKM

Apartemen Murah di Singapura

Cara Attach File pada File PDF

Cozy Copy 24: Sarana Mencetak yang Murah dan Sewaktu-waktu

"Waiting to Join" BBM Grup yang Mengganggu

70 tahun Indonesia Merdeka

Masalah OS Mikrotik Versi 5.11 pada RB450G

Ide Bisnis #2: Membuat Konten Cara Penggunaan Software Open Source di Youtube