akankah JOGJA menjadi kota mati di malam hari??

Akhir-akhir ini, Jogja sedang digemparkan dengan peristiwa pembacokan. Biasanya dilakukan di tempat-tempat yang sepi dan waktunya terjadi malam hari. Kata teman saya, sudah 10 orang yang menjadi korbannya. Bahkan, dalam satu malam, ada 5 orang yang menjadi korbannya. Menurut informasi yang saya dapatkan, si pembacok tersebut memiliki kelainan secara psikis, atau orang lebih mengenal dengan istilah psikopat. Dikatakan demikian, menurut cerita dari beberapa orang, si pembacok tersebut hanya ingin melukai korbannya dengan senjata tajam, tanpa alasan yang jelas. Maksudnya, si pembacok tersebut tidak merampok atau mengambil apapun dari korbannya. Beberapa orang yang lain mengatakan bahwa orang tersebut mengambil motor dari beberapa korbannya. Terlepas dari berbagai opini masyarakat tersebut, kini yang terpikir dalam benak saya, dan mungkin benak setiap orang yang tinggal di Jogja adalah Jogja kini tidak aman lagi. Orang-orang menjadi takut untuk bepergian di malam hari, terutama di daerah yang menjadi Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Saya baru saja pulang dari rumah teman saya. Setiap hari Sabtu malam atau malam Minggu, saya dan 3 orang teman saya selalu menyempatkan diri untuk bertemu dan menghabiskan malam dengan ngobrol di rumah salah seorang dari kami. Saat sudah tengah malam, kami pulang ke rumah kami masing-masing.

Malam ini, dengan penuh ketakutan (karena cerita-cerita pembacokan tersebut) saya mencoba memberanikan diri untuk pulang. Di sepanjang jalan, biasanya banyak sekali orang lalu-lalang atau mungkin hanya sekedar menghabiskan malam (apalagi jika malam Minggu seperti ini) dengan nongkrong di pinggir jalan, jembatan, Tugu Jogja dan tempat-tempat lain. Namun, sekarang saya merasakan ada yang berbeda. Jalan begitu sepi dan sangat lengang. Di jembatan Gondolayu, tempat biasa anak muda bercengkerama pun tampak sepi, tanpa ada 1 motor atau 1 manusia pun yang ada. Di Tugu Jogja, yang biasanya selalu ramai dengan orang-orang yang berfoto, kini hanya beberapa orang yang ada di sana. Sepanjang jalan yang saya lewati sangat lengang. Jarang ada motor yang melintas. Mobil pun juga hanya beberapa saja. Fenomena dan cerita pembacokan tersebut rupanya sangat mempengaruhi kota yang katanya tidak pernah mati ini.

Semua yang saya dengar dan saya alami membuat saya berefleksi, merenungkan semua yang telah terjadi di kota Jogja, tempat dimana saya lahir dan dibesarkan.

Seiring perkembangan jaman dan julukan Jogja sebagai Kota Pelajar, Kota Wisata serta Kota Budaya, membuat kota ini menjadi tujuan orang-orang. Banyak pelajar dari luar menuntut ilmu di Kota Gudeg ini. Selain itu, banyak para wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, datang ke Jogja untuk berwisata, menikmati keunikan kota yang dahulunya merupakan sebuah kerajaan. Semua ini membuat Jogja menjadi padat, ramai dan banyak orang yang nongkrong di pinggir jalan hingga pagi kembali menyapa.

Sekarang keadaan itu berubah drastis semenjak adanya berita tersebut. Di satu sisi, hal ini sangat menguntungkan karena dengan sepinya Jogja dari kendaraan bermotor membuat berkurangnya polusi udara. Sadar atau tidak, akhir-akhir ini Jogja terasa dingin di malam hari, tidak seperti biasanya. Mungkin masih banyak lagi segi positif yang dapat dirasakan. Di sisi lain, tidakkah orang-orang akan berpikir bahwa Jogja kini menjadi kota yang tidak lagi aman? Apakah Jogja menjadi kota yang sangat menakutkan? Akankah Jogja menjadi sebuah kota yang mati di malam hari? Marilah kita merenungkannya bersama, berprihatin dan mencari solusi yang terbaik bagi kota kita tercinta.

Saya hanya bisa berharap Jogja menjadi kota yang memberikan keamanan dan kenyamanan bagi setiap orang yang ada di dalamnya. Saya juga berharap agar kasus ini dapat segera terselesaikan dan citra Jogja kembali pulih. Dengan demikian, Jogja dapat kembali menjadi kota yang unik, dengan segudang keunikannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Membuka File Laporan SPT Tahunan dengan Ekstensi XFDL

Mengambil File di Folder Cache Google Chrome Browser pada Windows XP

OSPOS: Aplikasi Kasir Gratis Berbasis Open Source untuk UMKM

Apartemen Murah di Singapura

Cara Attach File pada File PDF

Cozy Copy 24: Sarana Mencetak yang Murah dan Sewaktu-waktu

"Waiting to Join" BBM Grup yang Mengganggu

70 tahun Indonesia Merdeka

Masalah OS Mikrotik Versi 5.11 pada RB450G

Ide Bisnis #1: Berbisnis dari Software Open Source