Kecewa dengan Satpam Kampus
Tahun ajaran baru sudah hampir di mulai. Banyak perguruan tinggi di Indonesia pada umumnya dan Yogyakarta pada khususnya, banyak yang menyiapkan penyambutan bagi mahasiswa baru (MaBa) yang diterima di tempat mereka. Bahkan, banyak diantara mereka yang telah melakukan penyambutan dikarenakan hari ini (11/09/2010) puasa sudah dimulai. Di kampus saya pun juga sudah memulai penyambutan para MaBa tersebut mulai kemarin. Saya adalah salah satu panitia penyambutan tersebut sebagai divisi perlengkapan.
Divisi perlengkapan mempunyai tugas yang lumayan melelahkan. Kami bertugas untuk menyiapkan seluruh perlengkapan yang dibutuhkan panitia. Apa yang kami persiapkan memakan waktu yang sangat lama dan terkadang hingga larut malam, bahkan dini hari. Semua itu bukanlah sebuah masalah yang berarti bagi kami. Masalah yang sangat berarti adalah birokrasi yang sering mempersulit kami untuk bekerja.
Saya sangat bisa mengerti dan menerima dengan keputusan rektorat yang menyatakan bahwa semua kegiatan mahasiswa di kampus berakhir hingga pukul 23.00 WIB. Pintu gerbang ditutup mulai pukul 23.00 - 05.00 WIB. Saya yakin keputusan ini demi kebaikan bersama. Tetapi yang menjadi pertanyaan saya, apakah harus saklek dengan aturan seperti itu? Apakah satpam yang bertugas sebagai petugas keamanan kampus tidak bisa mengerti dengan keberadaan kami yang juga bekerja demi kemajuan kampus kita? Saya hanya ingin kerjasama yang baik dan pengertian saja. Apakah jika menjadi satpam itu harus tidak mempunyai perasaan? Sungguh sangat disesalkan.
Kekecewaan ini berawal dari keinginan kami untuk membeli air mineral malam ini sekitar pukul 23.30 WIB. Saya dan seorang teman saya berencana untuk membeli 2 buah galon. Untuk mempermudah pembelian, kami menggunakan mobil pick up milik kampus (kami sudah meminta ijin untuk meminjamnya melalui bagian kerumahtangaan kampus dan telah disetujui). Mobil tersebut berada di tempat parkir dan kuncinya sudah dikembalikan kepada satpam oleh koordinator perlengkapan (karena kunci mobil tersebut memang dititipkan kepada satpam oleh bagian kerumahtanggaan. Saya tidak tahu apa alasannya. Mungkin untuk mempermudah saja. Untuk mengambil kunci tersebut, peminjam harus meninggalkan jaminan berupa tanda pengenal, biasanya KTM). Mengapa kami membeli semalam itu? Alasan yang utama karena kami sangat lelah. Kami pulang dan tidur setelah acara selesai. Saya baru bangun pukul 21.30 WIB. Saya kemudian ke kampus pukul 22.00 WIB dan membantu teman-teman divisi perlengkapan yang sedang bekerja. Pekerjaan selesai sekitar pukul 23.00 WIB. Lalu saya beristirahat sejenak.
Setelah selesai beristirahat, saya meminjam mobil pick up di pos satpam untuk membeli galon tersebut. Ketika meminjam, salah seorang satpam berkomentar kurang lebih seperti ini: "Tuku aqu* rong nggalon wae kok nganggo mobil." (beli aqu* 2 galon saja kok memakai mobil). Apa yang salah? Toh kami juga sudah diijinkan untuk meminjam mobil tersebut. Saya hanya diam saja karena saya tidak ingin terjadi keributan dan saya menghargai beliau sebagai orang yang lebih tua dari saya. Kemudian saya keluar dari pos satpam dan mengambil mobil. Sampai di depan pintu gerbang, ternyata gerbang sudah digembok. Saya meminta tolong teman saya untuk meminta ijin kepada satpam untuk membukakan gembok. Namun apa yang terjadi? Oleh orang yang sama, teman saya mendengar komentar yang sangat menyakitkan. Intinya, beliau mengatakan kalau keluar ya keluar saja, kalau masuk ya masuk saja. Jangan keluar masuk. Teman saya tidak menanggapinya.
Memang benar maksud dari satpam itu baik. Apalagi ditetapkannya keputusan rektorat tentang jam buka-tutup pintu gerbang. Tetapi, apakah itu berlaku mutlak tanpa ada kebijakan khusus? Apakah tidak bisa untuk mengerti bahwa kami 'melanggar' aturan tersebut untuk keberlangsungan acara kampus agar berjalan dengan lancar? Apakah perlu komentar-komentar yang seperti itu?
Saya pikir tidak perlu seperti itu. Saya rasa sikap yang seperti itu terlalu berlebihan. Menurut saya, mereka hanya perlu membukakan pintu dan saya hanya perlu meminta maaf. Itu saja. Semoga menjadi permenungan kita bersama dan saya berharap untuk kedepannya menjadi lebih baik lagi.
Komentar
Posting Komentar