Fenomena Sepakbola Indonesia
Kekalahan Indonesia dari Malaysia 3-0 dalam Final Piala AFF 2010 harusnya menjadi sebuah langkah instropeksi bagi Timnas dan PSSI. Ini adalah salah satu pertandingan yang memalukan, karena ternyata ditengah bangkitnya sepakbola Indonesia, Timnas dihajar habis-habisan di kandang lawan. Sungguh sangat ironis bagi saya, orang yang tidak begitu suka sepakbola, tetapi sangat exciting ketika sepakbola kita mengalami perkembangan yang pesat.
Banyak alasan yang akhirnya dijadikan sebagai kambing hitam dari kekalahan Timnas. Mulai dari sinar laser, hingga banyaknya acara yang dihadiri oleh pemain Timnas kita, sehingga waktu untuk istirahat dan latihan menjadi sangat kurang. Saya lebih sependapat dengan alasan yang terakhir. Ya, Timnas kita memang kurang istirahat dan latihan. Saya mencium adanya politisasi dalam tubuh Timnas yang dilakukan oleh oknum tertentu yang memegang kekuasaan. Mulai dari undangan makan malam, hingga istiqozah yang saya pikir tidak penting untuk para pemain Timnas, tetapi mereka 'dipaksa' untuk datang dalam acara itu. Ada apa ini? Aneh sekali bukan?
Saya tidak berkata bahwa istiqozah atau semacamnya itu tidak penting. Tetapi, apakah perlu sampai mendatangkan pemain Timnas yang seharusnya bisa beristirahat dan berlatih? Memang, acara itu hanya beberapa jam saja. Namun, perlu diketahui, bagi mereka beberapa jam itu bila digunakan untuk beristirahat sangat berguna. Saya rasa istiqozah untuk kemenangan Timnas memang perlu, tetapi akan lebih baik jika kita saja yang melakukan istiqozah, tidak perlu mendatangkan pemain Timnas.
Waktunya kita untuk introspeksi diri. Sekarang bukan saatnya kita menyalahkan siapa-siapa. Tetapi, waktunya kita, sebagai bangsa Indonesia untuk merenungkan sejenak dan mempersiapkan baik-baik pertandingan putaran kedua yang akan diadakan di GBK. Bagi saya, hal yang terpenting setelah piala AFF 2010 selesai, entah siapa pun pemenangnnya, reformasi harus terjadi di dalam tubuh PSSI.
Banyak alasan yang akhirnya dijadikan sebagai kambing hitam dari kekalahan Timnas. Mulai dari sinar laser, hingga banyaknya acara yang dihadiri oleh pemain Timnas kita, sehingga waktu untuk istirahat dan latihan menjadi sangat kurang. Saya lebih sependapat dengan alasan yang terakhir. Ya, Timnas kita memang kurang istirahat dan latihan. Saya mencium adanya politisasi dalam tubuh Timnas yang dilakukan oleh oknum tertentu yang memegang kekuasaan. Mulai dari undangan makan malam, hingga istiqozah yang saya pikir tidak penting untuk para pemain Timnas, tetapi mereka 'dipaksa' untuk datang dalam acara itu. Ada apa ini? Aneh sekali bukan?
Saya tidak berkata bahwa istiqozah atau semacamnya itu tidak penting. Tetapi, apakah perlu sampai mendatangkan pemain Timnas yang seharusnya bisa beristirahat dan berlatih? Memang, acara itu hanya beberapa jam saja. Namun, perlu diketahui, bagi mereka beberapa jam itu bila digunakan untuk beristirahat sangat berguna. Saya rasa istiqozah untuk kemenangan Timnas memang perlu, tetapi akan lebih baik jika kita saja yang melakukan istiqozah, tidak perlu mendatangkan pemain Timnas.
Waktunya kita untuk introspeksi diri. Sekarang bukan saatnya kita menyalahkan siapa-siapa. Tetapi, waktunya kita, sebagai bangsa Indonesia untuk merenungkan sejenak dan mempersiapkan baik-baik pertandingan putaran kedua yang akan diadakan di GBK. Bagi saya, hal yang terpenting setelah piala AFF 2010 selesai, entah siapa pun pemenangnnya, reformasi harus terjadi di dalam tubuh PSSI.
Komentar
Posting Komentar