+1

Hari ini, tidak terasa saya sudah bertambah tua. HassleBagaimana tidak. Tanpa terasa sudah 21 tahun saya hidup. Saya masih ingat 17 dulu ketika saya TK, setiap hari hanya hidup penuh keceriaan. Main ke sini, main ke sana. Beranjak SD, saya sudah bisa bersepeda. Bersama teman-teman perumahan setiap pulang sekolah, kami bersepeda, menjelajah di sekitar tempat tinggal kami. Melewati jalan-jalan yang belum pernah kami lewati, bahkan sampai lewat di teras rumah orang. Ninja Di samping itu, setiap sore, setelah saya bangun dari tidur siang saya, kami selalu bermain bersama. Mulai dari kasti, sepak bola, bulutangkis, gobak sodor, jak-jak-an (kalau orang Semarang dan sekitarnya menyebutnya betengan), hingga boy-boy-an (saya tidak tahu persis bahasa Indonesia dari permainan ini apa Goodluck). Semuanya penuh dengan tawa dan kegembiraan. Belum ada yang beban yang terasa di saat itu.

Sekarang, semuanya sudah berubah. Berbeda sangat jauh dengan masa kecil dulu. Semakin bertambah usia, tanggungjawab pun juga semakin besar. Mimpi mulai berdatangan, memberi kita sebuah tugas untuk menyelesaikannya. Memberi kita harapan untuk tidak putus asa ketika semua ini terasa susah. Membuat hidup tidak hanya sekedar hidup tanpa makna. Worship

Walau seringkali susah, tetapi harus tetap dijalani. Harus tetap diusahakan dan harus tetap berhasil, entah bagaimanapun caranya. Itulah mimpi. Terkadang sangat egois, walaupun sebenarnya sportif. Sportif, karena kita tidak sendiri dalam menghadapi mimpi itu. Ada banyak orang di sekeliling kita yang membantu kita meraihnya. Contoh yang paling sederhana adalah saya.

Saya bersyukur bisa bertemu dengan seorang teman hidup (semoga) yang selalu setia mendampingi saya. Bercengkerama dengan saya, membagi hidup satu dengan yang lain. Terima kasih untuk Nia. Kamu memang luar biasa. Applause Tidak sedikitpun kamu melupakan sesuatu tentang saya. Setia menemani saya, susah-senang bersama. Sekali lagi, terima kasih. Selain itu, ada juga teman-teman yang hebat, teman-teman yang tangguh dan tidak kenal lelah. Teman-teman yang ada di saat saya senang dan di saat saya susah. Terima kasih kepada kalian yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Terima kasih buat kesetiakawanan kalian meskipun saya menyebalkan. Terima kasih buat kemauan kalian untuk berjuang bersama saya walaupun saya tidak tahu diri. Terima kasih telah memberitahu saya walaupun saya keras kepala. Terima kasih untuk semuanya. Tanpa kalian, mungkin saya tidak bisa hidup sampai tahun ke-21. Semoga Tuhan memberkati. Worship

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Membuka File Laporan SPT Tahunan dengan Ekstensi XFDL

Mengambil File di Folder Cache Google Chrome Browser pada Windows XP

OSPOS: Aplikasi Kasir Gratis Berbasis Open Source untuk UMKM

Apartemen Murah di Singapura

Cara Attach File pada File PDF

Cozy Copy 24: Sarana Mencetak yang Murah dan Sewaktu-waktu

"Waiting to Join" BBM Grup yang Mengganggu

70 tahun Indonesia Merdeka

Masalah OS Mikrotik Versi 5.11 pada RB450G

Ide Bisnis #1: Berbisnis dari Software Open Source