Menjadi Dewasa Memang Pilihan
Baru saja saya chat dengan teman dekat saya sewaktu SMA. Lama tidak bertemu, saya sekedar menyapa saja.
Kemudian kami berlanjut ngobrol hingga tak terasa hari sudah sepagi ini. 
Dari dulu saya kenal dia, saya tahu dia memang orang yang supel luar biasa, sampai-sampai tidak bisa membedakan mana yang serius, mana yang bercanda, mana kalimat yang menyindir, mana kalimat yang memang diucapkan secara gamblang. Kelakuannya pun sungguh seperti anak kelas 2 SD.
Ketika sekarang bertemu lagi, walau hanya lewat chat, saya tetap menemukan manusia itu dengan sifat yang sama seperti pertama kali saya bertemu dengannya 5 tahun yang lalu. Ya, sifatnya masih sama seperti yang saya tulis di atas.
Tetapi, di sisi lain saya merasa bangga punya teman seperti dia.
Banyak hal yang dulu kami lakukan, dan tentunya sekarang hanya bisa menjadi sebuah kenangan, mulai dari hal bodoh, sampai hal yang sok heroik.
Semua itu membuat saya jadi kangen lagi kembali ke masa SMA saya. Saya sangat merindukan itu!
Namun, point yang penting bukanlah itu. Dari kejadian hari ini, saya menyimpulkan bahwa pepatah "Menjadi tua itu pasti, tetapi menjadi dewasa itu pilihan" ternyata memang benar. Tidak semua orang ketika umurnya bertambah, tingkat kedewasaannya juga bertambah. Orang yang umurnya sudah banyak tidak menjamin bahwa dirinya lebih dewasa daripada orang yang umurnya leih sedikit dari dia.
Saya tidak bermaksud menyinggung siapapun. Kalaupun teman saya yang saya ceritakan, itu hanya sebuah contoh dan tidak bermaksud menjelek-jelekkan dia. Bagaimanapun dia sekarang, dia tetap teman saya. Teman yang sudah memberikan banyak coretan dalam kanvas kehidupan saya. Jadi, siapapun orang yang tersinggung dengan apa yang saya tulis ini, saya minta maaf. Saya hanya bermaksud untuk memberikan sebuah pembenaran tentang pepatah itu berdasar pengalaman saya. Itu saja.
Dari dulu saya kenal dia, saya tahu dia memang orang yang supel luar biasa, sampai-sampai tidak bisa membedakan mana yang serius, mana yang bercanda, mana kalimat yang menyindir, mana kalimat yang memang diucapkan secara gamblang. Kelakuannya pun sungguh seperti anak kelas 2 SD.
Banyak hal yang dulu kami lakukan, dan tentunya sekarang hanya bisa menjadi sebuah kenangan, mulai dari hal bodoh, sampai hal yang sok heroik.
Namun, point yang penting bukanlah itu. Dari kejadian hari ini, saya menyimpulkan bahwa pepatah "Menjadi tua itu pasti, tetapi menjadi dewasa itu pilihan" ternyata memang benar. Tidak semua orang ketika umurnya bertambah, tingkat kedewasaannya juga bertambah. Orang yang umurnya sudah banyak tidak menjamin bahwa dirinya lebih dewasa daripada orang yang umurnya leih sedikit dari dia.
Saya tidak bermaksud menyinggung siapapun. Kalaupun teman saya yang saya ceritakan, itu hanya sebuah contoh dan tidak bermaksud menjelek-jelekkan dia. Bagaimanapun dia sekarang, dia tetap teman saya. Teman yang sudah memberikan banyak coretan dalam kanvas kehidupan saya. Jadi, siapapun orang yang tersinggung dengan apa yang saya tulis ini, saya minta maaf. Saya hanya bermaksud untuk memberikan sebuah pembenaran tentang pepatah itu berdasar pengalaman saya. Itu saja.
Komentar
Posting Komentar