Awareness Pengguna Speedy yang Rendah
Tadi malam saya bertemu dengan klien di sebuah kafe di daerah Timoho untuk mengerjakan project mereka. Sesampainya di sana, saya lupa belum mengekspor database untuk keperluan project tersebut karena beberapa waktu yang lalu laptop yang biasa saya gunakan saya install ulang dan semua data-nya saya backup di komputer rumah. Akhirnya, kami tidak jadi mengerjakan project dan justru menghabiskan waktu dengan ngobrol.
Di tengah-tengah ngobrol, saya mencoba konek internet via hotspot (karena kafe itu menyediakan fasilitas free hotspot) namun tidak bisa. Usut punya usut, ternyata DNS server-nya yang bermasalah. Tidak dapat melakukan resolve dari nama domain ke IP publik. Saya coba gunakan external DNS server dengan menggunakan DNS server milik Google (8.8.8.8 dan 8.8.4.4) tetap tidak bisa. Saya mencoba melakukan ping ke sebuah IP publik yang saya ketahui dan hasilanya IP publik tersebut me-reply. Berarti kesimpulan saya bahwa internet-nya dapat berjalan. Kemudian saya iseng mencoba membuka IP publik milik Speedy yang saya ketahui melalui web browser. Kira-kira jumlahnya 100 IP publik. Hampir 80% IP publik di blok IP tersebut digunakan. Saya coba masuk ke modem yang digunakan di IP publik tersebut. Banyak modem yang digunakan tidak dirubah username dan password yang secara default diberikan vendor.
Tidak mengganti username dan password itu memang mudah dan nyaman. Namun, sebagai pengguna, kita harus aware terhadap hal seperti ini. Untung saya hanya mencoba masuk dan tidak mengubah apapun. Kalau ada yang 'nakal' kemudian mengotak-atik konfigurasi modem dan mengganti passwordnya, pasti kita kelabakan. Awareness terhadap keamanan itu memang repot, ribet dan membuat malas. Namun, hal ini penting untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Keamanan selalu berbanding terbalik dengan kenyamanan.
Di tengah-tengah ngobrol, saya mencoba konek internet via hotspot (karena kafe itu menyediakan fasilitas free hotspot) namun tidak bisa. Usut punya usut, ternyata DNS server-nya yang bermasalah. Tidak dapat melakukan resolve dari nama domain ke IP publik. Saya coba gunakan external DNS server dengan menggunakan DNS server milik Google (8.8.8.8 dan 8.8.4.4) tetap tidak bisa. Saya mencoba melakukan ping ke sebuah IP publik yang saya ketahui dan hasilanya IP publik tersebut me-reply. Berarti kesimpulan saya bahwa internet-nya dapat berjalan. Kemudian saya iseng mencoba membuka IP publik milik Speedy yang saya ketahui melalui web browser. Kira-kira jumlahnya 100 IP publik. Hampir 80% IP publik di blok IP tersebut digunakan. Saya coba masuk ke modem yang digunakan di IP publik tersebut. Banyak modem yang digunakan tidak dirubah username dan password yang secara default diberikan vendor.
Tidak mengganti username dan password itu memang mudah dan nyaman. Namun, sebagai pengguna, kita harus aware terhadap hal seperti ini. Untung saya hanya mencoba masuk dan tidak mengubah apapun. Kalau ada yang 'nakal' kemudian mengotak-atik konfigurasi modem dan mengganti passwordnya, pasti kita kelabakan. Awareness terhadap keamanan itu memang repot, ribet dan membuat malas. Namun, hal ini penting untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Keamanan selalu berbanding terbalik dengan kenyamanan.
Komentar
Posting Komentar